Senin, 10 April 2017
(Teori Sistem, Boundary Spanning dan Relationship Management Theory)
Teori Sistem
Teori Sistem adalah sebuah dasar kehidupan manusia yang saling
berhubungan, bagaimana sistem dalam suatu relasi itu bersifat dinamis dengan system
lainnya (Kriyantono, 2014, h.77). Teori ini juga mengajarkan pentingnya menjalin
hubungan sosial yang baik dalam suatu organisasi terhadap publiknya dan saling
mempengaruhi. Dalam suatu organisasi terdiri dari sub sistem sub sistem yang saling
berpengaruh, mampu beradaptasi, dan menyesuaikan fungsi fungsi nya terhadap
perubahan lingkungan politik ekonomi sosial dan budaya.
A. Komunikasi sebagai perekat sistem
Sebagai suatu sistem, organisasi memiliki karakteristik yang dimiliki setiap
sistem sosial, yaitu:
a. Keseluruhan dan saling bergantungan (Wholeness and Interdependence) à
Organisasi adalah satu kesatuan yang saling berhubungan dan
ketergantungan. Jika salah satu sistem tidak berfungsi dengan baik maka
sistem-sistem yang lain akan terganggu.
b. Hierarki (Hierarchy) à Suatu Sistem terdiri suatu sistem yang lebih besar
(sub sub sistem dan suprasistem). Dalam organisasi yaitu sistem yang
terdiri dari beberapa subsistem seperti: departemen public relations,
marketing, keuangan, human resources. Masing masing departemen terdiri
dari suprasistem seperti department public relations adalah supra dari
eksternal relations, dan internal relations.
c. Peraturan sendiri dan control (Self regulation and control) à Aktivitas
sistem diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (sistem mengatur
perilakunya dalam mencapai tujuan tersebut.) wujudnya berupa peraturan
berupa SOP (standars operational procedures). Seperti contoh, departemen
public relations mempunyai aturan mengenai membuat press release,
membuat konferensi pers.
d. Pertukaran dengan lingkungan (Interchange with the environment) à
sistem berinteraksi dengan lingkungan nya atau saling mempengaruhi satu
sama lain. Adanya input dan output dari hasil interaksi komunikasi.
e. Keseimbangan (balance) à keseimbangan akan dapat dicapai jika suatu
system berfungsi dengan baik. Sistem yang berfungsi dengan baik disebut
homeostatis atau ekuilibrum. Kondisi ekuilibrium bagi organisasi berart
isetiap susbsistem (departemen dan staf) melaksanakan tugas dan fungsinya
dengan baik untuk mendukung eksistensi organisasi secara keseluruhan.
f. Perubahan dan kemampuan adaptasi (change and adaptability) à untuk
mencapai keseimbangan, system harus memiliki kemampuan dalam
menyesuakian sistem terhadap lingkungan. Seperti contoh, mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku konsumen, perubahan daya
kritis konsumen.
g. Sama tujuan (Equifinality) à sistem memiliki tujuan yang sama dalam
mewujudkan bentuk visi misi yang mengarahkan perilaku setiap anggota
sistem. (Kriyantono, 2014)
B. Public relations sebagai subsistem dalam organisasi.
Menurut Grunig & Hunt (1984, h.6 dikutip di Kriyantono, 2014)
pendekatan teori sistem lebih berfokus pada aktivitas public relations yang
membantu manajemen dalam mengelola komunikasi untuk mendukung
interaksi antara organisasi dan publiknya
C. Peran public relations dalam menjalin hubungan.
Menurut (Lattimore, dkk. (2007 dikutip di Kriyantono, 2014) terdapat dua
peran yang dilakukan secara terus menerus oleh praktisi public relations untuk
menjalin hubungan yang seimbang, yaitu:
1. Peran teknis: Hal-hal yang menyangkut pekerjaan teknis seperti
menulis, press release, membuat newslatter, fotografi, produksi
audiovisual, dan menggelar event.
2. Peran manajerial: Aktivitas yang berhubungan dengan identifikasi dan
memecahkan suatu masalah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar